Sabtu, 30 Juni 2012

TIPS INTERVIEW KERJA


1. Beritahukan kami tentang diri Anda?
Biasanya ini merupakan pertanyaan pembuka, karena itu jangan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menjawabnya. Berikan jawaban yang menjawab empat subjek: tahun-tahun terakhir, pendidikan, sejarah kerja, dan pengalaman karir terakhir.
2. Apa yang Anda ketahui tentang kami?
Ketika pertanyaan ini dikeluarkan, anda diharapkan mampu mendiskusikan produk atau pelayanan, pendapatan, reputasi, pandangan masyarakat, trget, permasalahan, gaya managemen, orang-orang di dalamnya, sejarah, dan filosofi perusahaan. Berikan jawaban yang memberitahu pewawancara bahwa Anda meluangkan waktu mencari tahu tentang perusahaan tersebut, namun jangan beraksi seperti Anda tahu segalanya tentang perusahaan tersebut, tunjukan keinginan mempelajari lebih banyak tentang perusahaan tersebut, dan jangan memberikan jawaban negatif seperti “Saya tahu perusahaan anda mengalami problema-problema, itu alasan saya disini”. Tekankan keunggulan perusahaan dan minat Anda terhadap hal tersebut.
3. Apa yang dapat Anda berikan pada kami (yang orang lain tidak bisa beri)?
Sebutkan prestasi-prestasi dan jenjang karir yang Anda telah capai. Sebutkan kemampuan dan hal-hal yang menarik perhatian Anda, gabungkan dengan sejarah Anda mencapai hal-hal itu. Sebutkan kemampuan Anda menentukan prioritas, mengidentifikasi masalah, dan
4.Apa yang paling menarik menurut Anda dari pekerjaan ini? Dan apa yang paling tidak menarik?
Sebutkan tiga sampai empat faktor menarik dari pekerjaan yang anda hendak ambil dan satu hal kecil sebagai faktor yang kurang menarik.
5.Mengapa kami harus merekrut Anda?
Pertanyaan ini saam seperti pertanyaan nomor empat, sebutkan saja kemampuan-kemampuan Anda yang mampu mendukung perusahaan tersebut.
6.Apa yang Anda cari di dalam sebuah pekerjaan?
Berikan jawaban yang berkisar pada oportunitas di dalam organisasi. Beritahukan pewawancara kalau Anda ingin memberikan kontribusi dan dikenali. Hindari jawaban yang mempersoalkan kestabilan keuangan pribadi.
7.Menurut Anda, apa definisi dari posisi yang Anda inginkan?
Berikan jawaban yang singkat dan berkisar tentang tugas dan kewajiban. Pastikan Anda mengerti posisi tersebut sebelum Anda hendak menjawab.

8.Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk memberikan kontribusi berarti bagi kami?
Beri jawaban yang realistik. Beritahukan pewawancara bahwa walaupun Anda akan berusaha mengatasi segala harapan dan tantangan dari hari pertama, Anda membutuhkan sekitar enam bulan untuk benar-benar mengerti organisasi perusahaan dan kebutuhannya.
9. Berapa lama Anda akan bersama kami?
Beritahukan pewawancara bahwa Anda tertarik berkarir bersama perusahaan tersebut namun Anda ingin tetap tertantang untuk mencapai target bersama.
10. Dari resume Anda, kami rasa Anda terlalu berpengalaman untuk posisi ini. Bagaimana pendapat Anda?
Ini pertanyaan jebakan. Anda diharapkan untuk tetap rendah hati namun percaya diri dengan kemampuan Anda. Cara terbaik menanganinya adalah menjawab bahwa Anda butuh mengenal perusahaan lebih jauh sebelum dapat dengan efisien bekerja di tingkat yang lebih tinggi.
11. Kenapa Anda meninggalkan pekerjaan Anda yang sebelumnya?
Anda sebaiknya menjawab pertanyaan ini dengan jujur namun singkat dan jelas termasuk jika hal tersebut karena Anda dipecat. Namun yang perlu diperhatikan, Anda sebaiknya jangan menyebutkan konflik pribadi. Perlu Anda perhitungkan bahwa pewawancara mungkin akan bertanya banyak soal masalah ini, jangan sampai Anda terbawa emosi.
12.Apa yang Anda rasakan ketika harus meninggalkan pekerjaan Anda?
Beritahu pewawancara bahwa Anda merasa khawatir namun jangan terkesan panik. Katakan bahwa Anda siap menerima segala resiko demi mendapatkan pekerjaan yang cocok untuk Anda. Jangan menunjukan bahwa Anda lebih mementingkan kestabilan keuangan.
13.Pada pekerjaan Anda sebelumnya, apa yang berkenan dengan Anda? Dan apa yang tidak berkenan?
Berhati-hatilah dalam menjawab pertanyaan ini dan kemukakan hal-hal positif. Deskripsikan lebih banyak hal yang Anda sukai daripada yang Anda tidak sukai. Jangan menyebutkan masalah pribadi. Jika Anda membuat pekerjaan sebelumnya terkesan buruk, pewawancara akan bertanya-tanya mengapa Anda berada disana. Hal ini jelas mengurangi profesionalisme Anda.
14.Apa pendapat Anda tentang bos Anda sebelumnya?
Ini juga pertanyaan yang harus Anda jawab dengan hati-hati. Sebisa mungkin jawablah pertanyaan ini dengan positif karena calon bos Anda akan merasa Anda akan membicarakan hal-hal buruk tentang dia seperti apa yang telah Anda lakukan terhadap bos yang terdahulu.


15.Mengapa Anda tidak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di usia Anda?
Lagi-lagi ini bisa menjadi pertanyaan jebakan. Beritahukan pewawancara bahwa inilah alasan Anda mencari lowongan pekerjaan di perusahaan tersebut. Jangan bersikap defensif.
16.Berapa gaji yang Anda minta?
Ini pertanyaan yang mengiurkan, namun pastikan Anda menyebutkan angka kisaran yang Anda yakin merupakan gaji yang pantas atau bertanya pada pewawancara berapa kisaran pada pekerjaan sejenis. Jika Anda diberi pertanyaan ini dari awal wawancara, sebaiknya Anda mengelaknya dengan mengatakan Anda ingin tahu seberapa banyak tanggung jawab yang akan Anda pegang di perusahaan tersebut. Tekankan bahwa Anda lebih mementingkan pekerjaannya namun jangan menjual standar Anda.
17. Apa target jangka panjang Anda?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda lagi-lagi diharuskan meneliti perusahaan tersebut dan mengetahui rencana dan/atau target mereka lalu memberikan jawaban yang singkron dengan milik perusahaan.
18.Seberapa sukses yang Anda rasa telah capai?
Berikan jawaban yang positif dan percaya diri, namun jangan memberikan jawaban yang berlebih. Jangan membuat pewawancara merasa Anda seorang yang suka membesar-besarkan sesuatu.
sumber : http://www.resep.web.id/tips/tips-menjawab-18-pertanyaan-tersulit-wawancara-pekerjaan

Jumat, 29 Juni 2012

BAB XIII. MANAJEMEN PELAYANAN KONSUMEN

1.Pelayanan konsumen yang terintegrasi
Luckytex menargetkan kepada Kepuasan Konsumen melalui pelayanan terintegrasi.
Kami adalah perusahaan textil terintegrasi yang terdiri dari fasilitas spinning, weaving, printing, dyeing dan finishing. Sebagai pabrik yang terintegrasi, kami menawarkan keuntungan yang berbeda kepada seluruh pelanggan kami :
a.    Kami bersedia membuat kontrak panjang
  1. Jaminan pengiriman yang tepat jadwal karena kami mampu menyusun rencana produksi diawal mulai dari spinning sampai dengan pengiriman kain jadi
  2. Kualitas produk yang konsisten melalui control sistematis untuk setiap tahap dari proses produksi
d.    Kami juga menyediakan pelayanan secara penuh seperti stike-off dan mesin proof sebagai contoh barang sehingga konsumen dapat memulai usaha pemasaran bahkan sebelum kedatangan pesanan partai besar
2.Tingkat pelayanan konsumen
Kualitas pelayanan yang baik dimana perusahaan mampu memberikan pelayanan yang memuaskan agar terpenuhinya permintaan dan harapan konsumen (Sugiarto, 2000). Konsumen menghendaki pelayanan yang diterima cepat dan baik, dan itu merupakan nilai dalam peningkatan kualitas dalam pelayanan. Penelitian ini melihat seberapa besar kepuasan konsumen dan pengaruh tingkat pelayanan dan harga kamar terhadap tingkat kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa hotel Istana berdasarkan aplikasi fuzzy pada toolbox matlab 3.5.0. Langkah-langkah yang dilakukan adalah pada metode analitis terdapat tiga tahapan logika fuzzy, yaitu 1) fuzzyfication, terdiri dari membentuk variabel yang digunakan dan membentuk himpunan kabur, 2) inferensi, merupakan penentuan aturan dari sistem logika kabur, 3) defuzzyfication, disebut tahap penegasan dimana input dari proses penegasan adalah himpunan kabur dari komposisi himpunan aturan kabur, dan output merupakan domain himpunan kabur tersebut. Hasil dari pengolahan data, meliputi : input terdiri dari a) tingkat kualitas pelayanan didapat bilangan real 5,5 dengan domain [5 8] yang artinya variabel tingkat pelayanan baik, b) tingkat harga kamar dengan bilangan real 5,5 dengan domain [5 8] yang artinya tingkat harga kamar murah. Output hanya satu yaitu tingkat kepuasan konsumen dengan bilangan real 43,9

BAB XI-XII. MANAJEMEN KEUANGAN RITEL


1. Perencanaan dan pengendalian finansial
Perencanaan dan pengendalian keuangan meibatkan proyeksi-proyeksi berdasarkan standar dan perkembangan dari umpan balik dan proses penyesuaian untuk memperbaiki prestasi kerja.
Perencanaan keuangan mencakup penjualan, laba, dan aktiva yang didasarkan pada alternatif strategi produksi dan pemasaran untuk kemudian bagaimana menentukan kebutuhan pendanaannya.
Perencanaan Keuangan adalah proses dari :
1.   Menganalisis pendanaan dan pilihan investasi yang terbuka bagi perusahaan.
2.   Memproyeksikan konsekuensi masa yang akan datang akibat keputusan saat ini, guna menghidari hal-hal yang tidak terduga dan hubungan antara keputusan saat ini dan masa yang akan datang.
3.   Menentukan alternatif mana yang akan dipilih
4.   Mengukur hasil selanjutnya terhadap tujuan dalam rencana keuangan.
2.Sistem pengendalian perdagangan ritel
Sistem pengendalian intern perlu diterapkan pada berbagai jenis usaha bisnis termasuk pada usaha bisnis ritel (retail). Usaha ritel yang saat ini sedang berkembang adalah usaha ritel modern dalam bentuk swalayan. Penerapan pengendalian intern perlu dilakukan pada seluruh kegiatan operasional swalayan, termasuk yang paling utama yaitu sistem penjualan tunai dan penerimaan kas. Sistem pengendalian intern bertujuan untuk mengamankan harta perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem penjualan tunai dan penerimaan kas pada Swalayan Bentar cabang Mojokerto, dan menjelaskan penerapan pengendalian intern sistem penjualan tunai dan penerimaan kas pada swalayan yang bersangkutan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis secara mendalam terhadap sistem penjualan tunai dan penerimaan kas, serta unsur-unsur pengendalian intern, yaitu struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat. Hasil penelitian terhadap sistem penjualan tunai dan penerimaan pada Swalayan Bentar menyatakan bahwa sistem penjualan tunai dilakukan oleh bagian kasir. Sedangkan sistem penerimaan kas dilakukan oleh bagian kasir, supervisor kasir, bagian keuangan, dan manager operasional. Sistem pengendalian intern pada penjualan tunai adalah penggunaan barcode dalam setiap transaksi pembayaran dari pembeli. Sistem pengendalian intern pada penerimaan kas memerlukan pemisahan fungsi dari bagian yang memeriksa penerimaan kas (supervisor kas) dan bagian yang melakukan pencatatan penerimaan kas dan penyetoran uang ke bank, yaitu bagian keuangan. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk menerapkan sistem terkomputerisasi secara menyeluruh terhadap aktivitas transaksi di Swalayan Bentar mengingat Swalayan Bentar semakin berkembang. Perbaikan pembagian tugas juga perlu dilakukan untuk mengantisipasi penyelewengan. Selain itu perlu dilakukan penambahan fasilitas credit card agar transaksi pembayaran lebih efisien.

3.Analisis dan pengendalian biaya
Pembangunan perekonomian Indonesia pada saat ini sedang berkembang seiring dengan pertumbuhan pembangunan di bidang lainnya. Pembangunan ekonomi tersebut mempunyai arti pengolhan kekuatan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil melalui penanaman modal, pembangunan teknologi serta melalui penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen. Dengan demikian kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan untuk dapat mengolah kekuatan ekonomi potensial yang tersedia. Dalam pengertian yang lebih luas perusahaan merupakan organisasi yang terdiri dari bagian yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk beberapa maksud atau sasaran. Perusahaan sebagai adalah satu pelaku ekonomi yang mempunyai tujuan memperoleh laba yang wajar, perlu memiliki program dalam melaksanakan kegiatan. Bagi perusahaan yang mengejar keuntungan dan berusaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tentu akan menghadapi berbagai masalah yang akan timbul sehubungan dengan kegiatan perusahaan. Salah satu contoh masalah yang dihadapi adalah bagaimana melaksanakan pengendalian terhadap biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan. Pengendalian secara menyuluruh dalam perusahaan karena hanya dengan demikian apa yang mungkin dicapai oleh perusahaan dapat diketahui. Dalam dunia usaha, yang menjadi ukuran keberhasilan perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan, maka dapat diketahui bahwa perusahaan tersebut berhasil dengan baik dalam menjalankan usaha. Memperbesar jumlah laba dapat diilaksanakan melalui keputusan dengan berbagai macam cara seperti menaikkan jumlah omset penjualan, meminimalkan biaya atau menaikkan harga jual yang wajar. Perusahaan harus melaksanakan suatu pengendalian terhadap biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
Pengendalian biaya pada umumnya mencakup tiga fungsi manajemen antara lain:
  1. Fungsi planning melalui penetapan sasaran dan penyusunan rencana.
  2. Fungsi organizing pada tingkat operasional
  3. Fungsi controlling melalui evaluasi terhadap tujuan yang telah dicapai.
Setiap perusahaan yang ingin tetap berjalan harus mampu mempertahankan eksistensinya dituntut untuk dapat bekerja secara maksimal, efisien dan efektif. Untuk itu dibutuhkan tingkat kemampuan manajemen untuk mengendalikan perusahaan terutama dalam meningkatkan kualitas. Apabila mekanisme operasi perusahaan relative masih sederhana, maka sistem pengendalian dilakukan dengan sistem pengawasan langsung, tetapi jika perusahaan sudah beroperasi dengan skala besar dan melibatkan beberapa bagian, maka manajemen tidak lagi mampu mengadakan pengawsan langsung secara efektif. Dalam hal ini sistem pengendalian perlu dilengkapi dengan sistem pengendalian wewenang dan sistem pertanggungjawaban dengan menggunakan laporan tertulis. Anggaran adalah merupakan salah satu alat perencanaan keuangan perusahaan yang sekaligus dipakai sebagai dasar sistem pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan. Dengan tersusunnya rencana keuangan tersebut terhadap pimpinan perusahaan dapat lebih mudah melakukan koordinasi dalam melakukan koordinasi dalam melaksanakan tugasnya. Dalam proses pelaksanaan kegiatan perusahaan kita dapat menganalisa apakah anggaran yang telah disusun dapat terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan sebelumnya, atau terdapat varians dalam melaksanakan varians yang terjadi dapat dilihat pada akhir bulan atau akhir tahun dengan cara membandingkan antara anggaran dan realisasinya. Varians yang selalu mutlak terjadi pada setiap anggaran perusahaan perlu kita nilai apakah varians itu dapat dianggap sebagai suatu yang wajar, artinya varians itu mutlak dan wajar tidak dapat dihindari atau varians itu dianggap suatu yang tidap wajar, yang disebabkan oleh kurangnya pengawsan dan terjadinya pemborosan. Perusahaan tidak terlepas dari perencanaan anggaran biaya operasional, mulai dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum penyusunan rencana penyusunan anggaran itu sendiri. Implementasi dari rencana tersebut sampai akhir tahap pengawsan dan evaluasi dari hasil rencana tersebut.

4.Analisis dan Pengendalian Modal Saham
Pembangunan perekonomian di suatu negara memerlukan adanya modal yang besar.  Bukan hanya modal sumber daya manusia dan alam, tetapi juga modal  berupa  dana  yang  tidak  sedikit. Pemerintah  akan  mencoba  untuk menghimpun dana dari masyarakat, baik masyarakat dalam negeri maupun dari masyarakat luar negeri.  Salah satu cara menghimpun dana yang dapat dilakukan adalah dengan menggalakkan investasi. Pemerintah akan berusaha menarik minat masyarakat untuk berinvestasi dengan hasil yang menguntungkan.  Perekonomian suatu  negara  seringkali  dinilai  berdasarkan  aktivitas  investasi  yang  terjadi. Apabila tingkat investasinya tinggi, maka prospek perekonomian negara itu akan semakin bagus.
Investasi yang dianggap paling cepat memberikan keuntungan adalah investasi melalui pasar modal.  Karena itu, pasar modal akan menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan.   Pasar modal menjadi alternatif penghimpun dana dari masyarakat selain sistem perbankan.   Instrumen keuangan di pasar modal yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat adalah saham biasa (common stock).  Pada umumnya para investor memilih investasi dengan saham biasa, karena harapannya akan memperoleh return, yang berupa capital gain/capital loss dan dividend.  Capital gain/loss adalah selisih dari harga jual dan harga beli saham, sedangkan dividend adalah sisa keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.  Setiap investor mempunyai preferensi yang berbeda-beda untuk return yang diharapkannya.  Ketidakpastian return yang akan diperoleh merupakan risiko yang harus dihadapi oleh para investor.  Karena itu, investor akan berhati-hati untuk memutuskan investasi apa yang akan dipilihnya.
Pada saat akan berinvestasi dalam suatu saham, investor akan berusaha menilai perusahaan untuk memperkirakan return yang  diharapkan dapat diperolehnya. Harga saham suatu perusahaan di pasar modal seringkali menjadi acuan  untuk  menunjukkan  nilai  perusahaan  tersebut. Analisis  fundamental perusahaan,   menjadi   salah   satu   cara   untuk   menilai   kinerja   dan   prospek perusahaan.  Dividen merupakan salah satu faktor fundamental yang diperkirakan akan dapat mempengaruhi harga saham. Saat ini masih terjadi perdebatan tentang relevan tidaknya  kebijakan  dividen Hasil  penelitian Setyorini  (2001), menunjukkan bahwa kandungan informasi dalam pengumuman dividen dapat berpengaruh terhadap abnormal retun suatu saham, yang berarti mempengaruhi harga saham.  Informasi kenaikan deviden bisa ditafsirkan sebagai tanda optimis sehubungan dengan keuntungan perusahaan, dan sebaliknya penurunan dividen dapat  ditafsirkan  adanya  penurunan  keuntungan  dimasa  depan  (Dewi,  2003). Bagi investor yang mengharapkan return dari dividen, tentu akan memperhatikan informasi yang berhubungan dengan pembayaran deviden yang akan dilakukan perusahaan.
Jika suatu perusahaan memperoleh keuntungan, bukan berarti perusahaan tersebut pasti membagikan dividen. Darmadji dan Fakhruddin (2001:116) menyatakan bahwa dividen baru bisa diterima investor jika dua syarat terpenuhi, yaitu perusahaaan memperoleh keuntungan dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berwenang telah memutuskan pembagian dividen atas laba tersebut.
Pembayaran dividen juga tergantung kepada kebijaksanaan dewan direksi perusahaan  (Sundjaya  dan  Barlian,  2003:353).  Ada  aturan  yang  membatasi pembayaran dividen tersebut.  Sebelum pembayaran dividen kepada pemegang saham  biasa  dilakukan,  semua  tuntutan  atau  kewajiban  kepada  pemerintah, kreditur dan pemegang saham preferen harus dipenuhi terlebih dahulu.  Pihak manajemen perusahaan akan mempertimbangkan berbagai hal untuk menentukan kebijakan dividennya. Kebijakan mengenai apakah perusahaan akan melakukan pembayaran  dividen  atau  tidak,  atau  berapa  besarnya  dividen  yang  akan dibayarkan dapat mempengaruhi penilaian investor tentang kondisi perusahaan. Di lain pihak, pemegang saham biasa yang merupakan investor adalah pihak luar yang  sangat  sedikit  memperoleh  informasi  tentang  kondisi  perusahaan.  Jika investor dapat mengetahui hal-hal apa yang menjadi pertimbangan pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan mengenai pembayaran dividen kasnya, maka investor dapat memprediksi dividen kas yang akan diperolehnya sebagai pengembalian atas investasi yang dilakukannya.
Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa pasar modal bereaksi terhadap semua informasi yang berhubungan dengan perusahaan. Informasi yang dianggap  memberikan  kabar  baik  dapat  menaikkan  harga  dan  sebaliknya informasi yang dianggap kabar buruk akan menurunkan harga.     Bagi investor yang menginginkan return dari dividen, tentu akan menganalisa variabel-variabel yang kemungkinan dapat mempengaruhi keputusan perusahaan dalam melakukan pembayaran dividen.  Penelitian mengenai hal ini juga telah banyak dilakukan untuk membantu investor dan manajemen untuk memutuskan kebijakan dividen yang terbaik bagi pihak-pihak yang terkait.  Baker dan Powell (2000) melakukan survei  terhadap  perusahaaan-perusahaan  yang  terdaftar  di  NYSE  tahun  1997, untuk mengetahui pandangan manajer perusahaan mengenai faktor-faktor apa saja yang menentukan kebijakan dividen.  Penelitian mereka memperoleh hasil bahwa faktor yang paling mempengaruhi kebijakan dividen adalah tingkat laba dan kontinyuitas dividen masa lalu.   Sebuah survei juga pernah dilakukan di Bursa Efek Jakarta yang tujuannya untuk menilai pandangan para pemimpin eksekutif terhadap kebijakan  dividen  dan  kebijakan struktur  modal. Hasil  survei menunjukkan bahwa bagi para eksekutif, variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen adalah variabel laba dan kesempatan investasi.  Selain itu, cash ratio, cashflow, dan harga saham juga menjadi variabel yang mempengaruhi dividen (Pefindo :1997 dalam Anshori :2001).
Sutrisno (2001) telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend  payout  ratio pada  perusahaan  publik.  Hasil  penelitian  tersebut menunjukkan bahwa tidak semua faktor yang diteliti mempunyai pengaruh yang signifikan.   Dari 6 variabel yang diteliti, hanya variabel posisi kas dan rasio hutang yang berpengaruh signifikan, sedangkan variabel potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, kepemilikan dan profitabilitas tidak cukup signifikan. Penelitian lain dilakukan oleh  Erawati dan Sisdyani (2005), yang meneliti 5 variabel, dan hasilnya menyatakan bahwa dividen kas tahun sebelumnya dan laba yang diperoleh perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pembayaran dividen kas, tetapi hutang dan likuiditas justru berpengaruh tidak signifikan.  Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dewi (2003) yang juga menyatakan bahwa laba dan dividen tahun lalu berpengaruh signifikan.
Banyak penelitian tentang kebijakan dividen yang telah dilakukan, tetapi hasil penelitian-penelitian tersebut tidak ada yang konsisten. Dari permasalahan inilah, peneliti merasa tertarik untuk menguji ulang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen kas.  Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Kania dan Bacon (2005), yang melakukan penelitian untuk menguji faktor-faktor yang memotivasi kebijakan dividen perusahaan.
Persamaan  penelitian  ini  dengan  penelitian  Kania  dan  Bacon  (2005) adalah variabel dependent yang digunakan, yaitu menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR), tetapi sampel perusahaan dan variabel independent yang digunakan berbeda.  Kania dan Bacon (2005) mengamati beberapa variabel, yaitu Return On Equity (ROE), pertumbuhan penjualan, likuiditas (current ratio), rasio hutang (Debt to Total Asse)t, Insider Ownership, Beta, Institusional Ownership, penggunaan modal, dan pertumbuhan earning per share, sedangkan penelitian ini hanya fokus pada variabel keuangan yang bersifat intern yaitu ROE, variabel pertumbuhan earning pershare, likuiditas dan rasio hutang. Ukuran likuiditas diukur dengan cash ratio karena ukurannya lebih tajam dibandingkan current ratio, sedangkan rasio hutang diukur dengan Debt to Equity Ratio. Penelitian ini menambahkan  variabel  dividen periode     sebelumnya  karena  diperkirakan mempunyai  pengaruh terhadap kebijakan  pembayaran dividen  saat  ini, berdasarkan adanya beberapa penelitian mengenai hal itu.