Senin, 12 Maret 2012

MANAJEMEN RITEL

Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan,pengorganisasian,penggerakkan dan pengendalian atas atas sumber daya  yang dimiliki guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Ritel
Ritel adalah suatu kegiatan yang terdiri dari aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk kepentingan sendiri,keluarga ataupun rumah tangga.
Pengertian Manajemen Ritel
Manajemen ritel adalah  pengaturan keseluruhan faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen.

Klasifikasi Ritel

Menurut Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara, sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan barang berdasarkan sbb :
a.       Retail Kecil
Bisnis Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500 pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh penjualan dan manajemen.biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship).
b.      Retail Besar
Pada saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut meliputi :
Departemen Store - Chain organization (organisasi berantai), Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online )
Departemen Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam jenis produk / barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja.
Klasifikasi Manajemen Ritel:
1. Klasifikasi deskriptif
Pasar ritel dibagi menjadi 2 tipe yaitu berdasarkan :
a. tipe kepemilikan (type of ownership)
b. tipe keragaman barang yang dijual(type of merchandise carried)
2. Klasifikasi strategic
Pasar ritel dibedakan berdasarkan strategi yang digunakan,yaitu :
a. margin/turnover strategy
b. retail price and service strategy
c. strategic group classification
d. gross margin – merchandise type classification
3. Klasifikasi tingkat pelayanan
Dibagi menajadi :
a.  penjualan eceran swalayan
b. penjualan eceran dengan memilih sendiri
Contoh : toko baju dipasar
c. penjualan eceran dengan penjualan terbatas
Contoh : toko elektronik
d. penjualan eceran dengan pelayanan penuh
Contoh : toko perhiasan,butik
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah 4P yaitu Place,Price,Produck dan Promotion
Oleh karena itu sebelum memulai bisnis ini hendaknya kita harus sudah memahaminya dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian.
Latar Belakang Manajemen Ritel

Persaingan dalam dunia bisnis yang cukup ketat mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share).Para pemimpin perusahaan harus jeli dan mampu melihat jauh kedepan berbagai macam faktor yang timbul untuk menghadapi kondisi yang berubah-ubah. Mereka harus menganalisis apakah faktor-faktor yang dihadapi itu merupakan peluang dan kesempatan atau sebaliknya merupakan ancaman bagi perusahaan.
Tingginya pola konsumsi masyarakat Indonesia mengharuskan para penyedia kebutuhan tetap menyediakan barang-barang pemuas kebutuhan tetap tersedia.Khususnya produk sandang, pangan, dan papan.Fenomena yang terjadi yaitu kerap kali konsumen akan melakukan pembelian atas suatu produk pada satu ritel atau toko tertentu, tetapi produk tersebut dalam keadaan kosong atau tidak ada barang. Ada juga ketika konsumen melakukan pembelian, barang tersebut dalam keadaan tidak layak konsumsi, yaitu barang dalam keadaan rusak atau barang dalam masa kadaluarsa.
Menurut David Simchi Levi,supply chain management merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang lebih efisien dari supplier, manufacture, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat dan pada tempat yanng tepat dengan tujuan mencapai cost dari sistem secara keseluruhan yang minimum dan juga mencapai service level yang diinginkan. Manajemen rantai pasokan (supply chain management) mampu mengatasi masalah persediaan agar produk dalam keadaan tersedia dan layak konsumsi.
Ada dua manfaat penerapan supply chain management yang pertama untuk memenuhi kepentingan dalam pemenuhan persediaan barang dagangan yang mempunyai sifat cepat habis. Persediaan produk-produk kebutuhan konsumen harus dikendalikan.Pengendalian persediaan merupakan hal yang sangat penting.Pengendalian dilakukan untuk mengendalikan persediaan dari kekurangan dan kelebihan produksi, penawaran,ataupun permintaan.Kekurangan produk-produk tersebut akan menimbulkan komplain dari konsumen dan perusahaan akan kehilangan sejumlah kesempatan untuk menghasilkan laba.Semantara itu image dari merek barang tersebut dan citra ritel akan menjadi buruk.Akibatnya konsumen menjadi kurang loyal untuk mengkonsumsi barang tersebut, dan dampak negatif yang lebih lagi konsumen sacara tidak sengaja melakukan promosi dari mulut ke mulit (mouth to mouth) kepada konsumen lain untuk tidak melakukan pembelian pada ritel tersebut.sementara kelebihan persediaan akan menimbulkan kerugian bagi produsen.
Manfaat yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap pilihan barang dagangan sesuai dengan apa yang pelanggan inginkan, serta dimana mereka menginginkannya. Pengendalian persediaan juga menjadi begitu penting dikarenakan pola konsumsi yang selalu berubah-ubah. Setiap konsumen berbeda dalam melakukan pembelian suatu produk. Ada yang intence setiap hari, minggu, bulan, dan ada juga konsumen yang melakukan pembelian tiba-tiba tanpa waktu yang direncanakan atau ada konsumen yang membeli dalam jumlah besar atau pun kecil bahkan hari-hari besar juga harus menjadi perhatian dalam menentukan persediaan.
Proses bisnis inti manajemen rantai pasokan (supply chain management) antara lain meliputi customer relationship management,customer service management,order fulfillment, manufacturing flow management, procurement, product development, commercialization. Dalam artian kepuasan dan loyalitas konsumen akhir yang diutamakan (Stock dan Lambert)
Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang. Untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang dihasilakan oleh perusahaan, membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang berulang-ulang (Olson dalam Trisno Musanto, 2004).Pakar pemasaran berpendapat bahwa loyalitas pelanggan adalah muara yang sebenarnya dari rangkaian aktivitas pemasaran,bukan kepuasan pelanggan.kesimpulan ini diperkuat oleh kenyataan bahwa pelanggan yang puas tidak menjamin akan melakukan pembelian berulang (repeat purchase) tetapi pelanggan yang loyal melakukannya.
Ritel merupakan mata jaringan yang paling utama dalam manajemen rantai pasokan karena ritel yang akan berinteraksi secara langsung dengan konsumen akhir.Selain itu ritel juga menghubungkan pengguna akhir dengan penjual yang menyediakan barang dagangan.Mengingat peran ini, menjadi tanggung jawab peritel untuk menganalisis keinginan dan kebutuhan pelanggan dan bekerja dengan anggota yang lain pada rantai pasokan seperti grosir, produsen, maupun perusahaan transportasi, untuk memastikan bahwa barang dagangan yang diinginkan pelanggan tersedia
Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat beberapa tahun terakhir ini, dengan berbagai jenis format serta jenisnya.Hal ini,sebagai akibat dari adanya perkembangan usaha manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka,maupun upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel.Pemerintah berperan dalam melakukan perlindungan terhadap ritel nasional,melalui peraturan dan undang-undang.Secara makro,perkembangan industri ritel tidak terlepas dari pengaruh tiga faktor utama yaitu ekonomi, demografi,dan sosial budaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar